BAB I
PENDAHULUAN
A.
Sejarah Tanaman Padi
Padi termasuk
genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik
dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut
Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza
sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza
stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang
ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza
sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah
tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil
usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi
yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica
banyak diusakan didaerah sub tropika.
Padi adalah
salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama
mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada
beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi
liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia. Dengan klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Plantae Divisi
: Angiospermae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza Spesies : O. sativa
Gambar tanaman Padi Ciri-ciri umum Padi termasuk dalam suku padi-padian atau
Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae).Terna semusim, berakar serabut;
batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah
daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk
lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh
rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang,
satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada
panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah
dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm,
tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,
struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.
B.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman padi.
2. Mengetahui lahan dan iklim yang sesuai untuk
menanam padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lahan
pasang surut merupakan potensi yang cukup besar dalam pengembangan sektor
pertanian. Persawahan pasang surut merupakan rawa-rawa yang terletak sepanjang
pantai sampai jauh pedalaman uang pengairannya dipengaruhi secara langsung atau
tidak langsung tergantung pada gerakan dari pasang surutnya air laut (Balai
Informasi Pertanian, 1985:7).
Menurut
Balai Informasi Pertanian (1985:7) berdasarkan jangkauan pengaruh dari gerakan
air pasang surut, maka rawa pasang surut dapat dibagi atas 4 tipe, yaitu :
1.
Tipe A : lahan
selalu terluapi air, baik pada waktu pasang tunggal maupun pada waktu pasang
ganda.
2.
Tipe B : lahan
yang hanya terluapi air pasang tunggal.
3.
Tipe C : lahan
yang tidak pernah teluapi air pasang tinggi dari variasi elevasi pasang surut
air sungai dan memiliki ketinggian muka air tanah tidak lebih dari 50cm
terhadap permukaan tanah.
4.
Tipe D : lahan
yang tidak pernah terluapi air pasang tinggi dari variasi pasang surut air
sungai dan memiliki ketinggian muka air yang lebih besar dari 50cm terhadap
permukaan tanah.
Pada
umumnya teknik penyelengaraan usahatani padi di lahan pasang surut sangat
bergantung pada pasangnya air, curah air hujan, sistem drainase, aerasi, dan
kemasaman tanah (Mulyani dan Kartasapoetra, 1988:75)
Budidaya
tanaman padi dilahan pasang surut dapat dilakukan dua kali setahun yaitu pada
masa tanam bulan Oktober – Maret dan masa tanam bulan April – September. Teknik
budidaya tanaman padi dilahan pasang surut secara umum tidak jauh berbeda
dengan usaha dengan usahatani padi di lahan tadah hujan. (Mulyani dan
Kartasapoetra, 1988:76)
Benih yang digunakan adalah benih yang
bersertifikat, yaitu benih pada proses produksinya diterapkan cara dan
persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan sertifikat benih. Benih ini
merupakan benih unggul yang tahan hama dan penyakit, oleh karena itu demi
tercapainya usaha peningkatan hasil dan pendepatan maka hendaknya memperhatikan
pemakaian benih unggul tersebut. (Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 1998:2)
Pengertian benih adalah segala bahan tanaman
atau bagian tanaman untuk dikembangbiakan baik berupa biji maupun bibit
(Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 1993:55).
Adapun berdasarkan pada pengolongannya benih ada
lima golongan :
1.
Benih Bina
Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang
telah dilepas yang produksi dan peredarannya diawasi.
2.
Benih
Penjenis
Benih penjenis adalah benih yang diproduksi oleh dan
dibawah pengawasan penyelengara pemuliaan tanaman.
3.
Benih Dasar
(Foundation seed)
Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih
penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih dasar.
4.
Benih Pokok
(Stock seed)
Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih
dasar yang memenuhi standar mutu kelas benih pokok.
5.
Benih Sebar
(Extension Seed)
Benih sebar adalah keturunan dari benih pokok yang
memenuhi standar mutu kelas benih sebar.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Morfologi Tanaman Padi
1.
Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi
menyerap air dan zat makanan
dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi
dapat dibedakan atas :
a. Radikula
Radikula adalah akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang
sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami
pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon
batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b.
Akar Rerabut (akaradventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar
tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c.
Akar Rambut
Akar rambut merupakan
bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan
saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan
air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan
panjangnya sama dengan akar serabut.
d.
Akar tajuk (crown roots)
Akar tajuk (crown roots)
adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan
lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar
yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar
dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah
mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau
bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
2.
Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan
batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong.
Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas
tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua,
ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang
didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut
ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun
pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula
(lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun
kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daunbendera. Tepat dimana daun
pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang
menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah
merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6
mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah
kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.
Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh
tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua,
disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad
apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang
timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari
tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah
tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan
tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari
orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari
orde pertama dan kedua.
3. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan
mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya.
Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah
yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi
adalah :
a. Helaian daun
Helai daun terletak pada batang padi dan selalu
ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun
tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih)
Pelepah daun (upih) merupakan bagian daun yang
menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian
ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c. Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara
helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas
padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah
masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah
daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran
penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi
perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar
dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian
diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai
puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun
ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di
bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini
terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa
tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar
bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang
satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7
hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar
dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang
pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang
terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam
dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang
terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai
dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai
sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang
pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang,
dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya
mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas.
Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya
putih atau ungu.
Komponen-koponen
(bagian) bunga padi adalah sebagai berikut :
a. Kepala sari
b. Tangkai sari
c. Palea (belahan yang besar)
d. Lemma (belahan yang kecil)
e. Kepala putik
f. Tangkai Bunga
5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi
atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh
lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan.
Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan
kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan
sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut
sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada
umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di
dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga
padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun
mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis
terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula
yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah
bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena
menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea
terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar
dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga
diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung
sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan
palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik
maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang
menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan
makanan bagi tanaman yang baru tumbuh.
B.
Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat
hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah
hujan yang baik rata – rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi
selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 – 2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok
untuk tanaman padi berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu
dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah
yang cukup. Padi dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan
pH antara 4 -7.
C.
Persemaian
Sebelum disebar dilahan persemaian benih tersebut
direndam dahulu selama + 12 jam. Pada waktu perendaman, semua benih
harus terendam sempurna. Perendaman ini dimaksudkan agar gabah dapat mengisap
air yang cukup guna proses perkecambahan. Setelah direndam, benih diperam
selama + 48 jam untuk memberikan kesempatan gabah berkecambah dan
setelah benih siap disebar dipersemaian (bedengan) yang berukuran 40m dan lebar
1,5m untuk 25kg benih. Setelah kegiatan tersebut dilakukan seleksi pada waktu
pencabutan bibit.
D.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan agar akar tanaman lebih
mudah menembus tanah untuk memperoleh makanan yang tersedia. Pengolahan tanah
juga dapat memperbaiki aerasi/pertukaran udara didalam tanah dan membantu
menekan pertumbuhan gulma.
E.
Penanaman
Bibit tanaman yang
berumur 3 sampai 4 minggu dengan ketinggian tanaman mencapai 25cm dapat
dipindahkan ke persawahan yang tanahnya telah diolah sedemikian rupa (dibajak,
digaru, dilumpurkan, digenangi air dan diberi pupuk secukupnya). Jarak tanam
yang digunakan yaitu 20 x 20cm, 20 x 25cm, atau 25 x 25cm tergantung dari
kesuburan tanah dan varietas yang ditanam. Penanaman bibit sebaiknya 2-4
tanaman per rumpun sedalam + 2-3 cm. Untuk perbanyakan bibit BD dari
benih BS, penanaman bibit adalah 1 bibit/lubang tanam. Adapun untuk perbanyakan
benih BP dari benih BD maupun benih BR dari benih BP, dalam satu lubang dapat
ditanami 3 bibit.
F.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan
untuk menyuburkan tanah dan memperbaiki struktur tanah supaya produksinya
meningkat dan baik. Pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Dosis
yang dianjurkan adalah 300kg Urea per ha, 200kg TSP per ha, dan 100 kg KCl per
ha atau disesuai kan dengan rekomendasi setempat. Pemberiannya dilakukan dengan
disebar merata. Pemberian pupuk dasar pada tanaman padi satu hari sebelum/ saat
tanam terdiri dari 1/3 dosis Urea dan seluruhnya pupuk
Posfat, pupuk susulan pertama diberikan pada umur 21 hari atau fase anakan
aktif diberikan 1/3 dosis Urea dan seluruhnya pupuk KCl.
Pemupukan pada susulan pertama dilakukan dengan cara disebar didalam larikan.
Setelah pemupukan susulan kedua, yaitu pada fase menjelang primodial yang
diberikan sisanya, Urea 1/3 dosis lagi.
G.
Penyiangan
Maksud penyiangan
adalah pengendalian gulma, memperbaiki tanah disekitar tanaman agar tetap
gembur sehingga aerasi menjadi lebih baik dan memperlancar penyerapan unsur
hara oleh akar tanaman. Penyiangan dilakukan ketika tanaman berumur 21 hari
setelah tanam, dan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar
45 hari setelah tanam. Jika perlu, dilakukan
pula penyiangan saat tanaman berumur 50-60 hari setelah tanam.
Penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemumukan susulan pertama dan
kedua agar lebih mengefisienkan waktu.
H.
Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dan
penyakit hendaknya mengikuti sistem pengendalian hama dan penyakit terpadu
(PHT) yang meliputi pengelolaan varietas, pengelolaan budidaya,, pengelolaan
biologis. Penggunaan vahan kimia (pestisida) hanya diberikan pada kondisi yang
tepat, yyakni jika populasi hama melapaui batas ambang kendali.
Hama yang sering
menyerang tanaman padi, yaiut :
1.
Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga
incertulas Wlk), penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk),
penggerek batang berbasis (Chilo suppressalis Wlk)
2. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal)
3. Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob
Klos, R. exulans Peale)
4. Ulat Gerayak (Spondoptera mauritia Boisd.,S.
Littira F.,S. exempta Wlk)
5. Walang sangit (Leptocorisa spp)
Penyakit yang sering terjadi pada tanaman padi, antara lain:
1.
Kerdil rumput
2.
Tungro
Pengendalian secara
budidaya dilakukan dengan pergiliran tanaman dan sanitasi lahan, serta
pemusnahan (eradikasi) tananam terserang. Pengendalian secara kimiawi dengan
pemberian pestisida sejak dari fase persemaian.
I.
Roguing
Roguing dilakukan
minimal 3 kali, yaitu pada fase vegetatif (umur 30 hari setelah tanam), fase
berbunga (umur 50 hari setelah tanam), dan pada menjelang panen (umur 100 hari
setelah tanam) atau + 80% malai telah menguning.
J.
Pemanenan
Waktu panen
ditentukan jika umur berbunga telah sampai optimal. Tanda-tanda panen tanaman
padi adalah apabila gabah sudah menguning, apabila dipijat sudah keras, bila
dibuka beras berwarna bening, kadar air biji 17-23% dengan kemasakannya
mencapai 90%. Panen dilakukan dengan menggunakan sabit/ani-ani.
K.
Pasca Panen
1.
Perontokan
Perontokan dilakukan
dengan cara dihempas, diinjak atau menggunakan alat lain seperti thresher.
Setelah dilakukan perontokan gabah dikumpulkan dengan alat mengumpul untuk
mencegah pencemaran kotoran.
2.
Pengeringan
Sebelum disimpan
gabah dikeringkan hingga kadar air mencapai 14% atau jika digigit akan patah
dan mengeluarkan bunyi. Hal ini dilakukan agar gabah tidak mudah rusak sewaktu
disimpan dan mutu beras tetap baik. Penjemuran gabah yang baik dilakukan diatas
lantai semen dengan 5-6 cm dan balik berulang kali selam satu sampai dua jam.
Bila musim hujan sebaiknya gabah dijemur dalam ruangan dengan ketebalan 2-3 cm
dibalik satu sampai dua jam.
3.
Pengemasan
Pengemasan dilakukan
dengan tujuan untuk menekan kehilangan hasil sekaligus mempertahankan mutu
selama pengimpanan. Alat untuk mengemas digunakan karung goni atau karung
plastik yang bersih dan kuat.
4. Penyimpanan
Tempat penyimpanan harus baik dan hindari
dinding penyimpanan terkena sinar matahari yang lama, sehingga dinding cukup
dingin dan cukup pertukaran udara.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang
berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata – rata
200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
dikehendaki per tahun sekitar 1500 – 2000 mm. Dapat tumbuh di pH yang bersifat
asam contohnya adalah daerah rawa seperti daerah kita.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan tersebut dapat disarankan tanaman padi sebaiknya di budidayakan dengan
ketinggi tempat berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu
dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah
yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Informasi Pertanian, 1985. Bercocok Tanam Padi Sawah Pasang Surut. Departemen
Pertanian Tanaman Pangan. Banjarbaru.
Mul Mulyani sutedjo dan Kartasapoetra, 1988.
Budidaya Tanaman Padi di Lahan Pasang Surut. Bina Aksara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 1998. Juknis
Penyelenggara Usaha Penangkaran Benih Padi. Departemen Pertanian. Jakarta
Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002. Memproduksi
Benih Bersetifikat.
Penebar Swadaya. Jakarta
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 1993. Petunjuk
Teknis. Penyebaran Teknologi dan Pengembangan Tanaman Pangan. Direktorat
Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Bina Penyuluhan Tanaman
Pangan. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar