Senin, 17 Maret 2014

Tanaman Padi


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Sejarah Tanaman Padi
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Dengan klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Plantae Divisi : Angiospermae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza Spesies : O. sativa Gambar tanaman Padi Ciri-ciri umum Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae).Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.
B.       Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1.    Mengetahui cara budidaya tanaman padi.
2.    Mengetahui lahan dan iklim yang sesuai untuk menanam padi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lahan pasang surut merupakan potensi yang cukup besar dalam pengembangan sektor pertanian. Persawahan pasang surut merupakan rawa-rawa yang terletak sepanjang pantai sampai jauh pedalaman uang pengairannya dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung tergantung pada gerakan dari pasang surutnya air laut (Balai Informasi Pertanian, 1985:7).
Menurut Balai Informasi Pertanian (1985:7) berdasarkan jangkauan pengaruh dari gerakan air pasang surut, maka rawa pasang surut dapat dibagi atas 4 tipe, yaitu :
1.    Tipe A               : lahan selalu terluapi air, baik pada waktu pasang tunggal maupun pada waktu pasang ganda.
2.    Tipe B               : lahan yang hanya terluapi air pasang tunggal.
3.    Tipe C               : lahan yang tidak pernah teluapi air pasang tinggi dari variasi elevasi pasang surut air sungai dan memiliki ketinggian muka air tanah tidak lebih dari 50cm terhadap permukaan tanah.
4.    Tipe D               : lahan yang tidak pernah terluapi air pasang tinggi dari variasi pasang surut air sungai dan memiliki ketinggian muka air yang lebih besar dari 50cm terhadap permukaan tanah.
Pada umumnya teknik penyelengaraan usahatani padi di lahan pasang surut sangat bergantung pada pasangnya air, curah air hujan, sistem drainase, aerasi, dan kemasaman tanah (Mulyani dan Kartasapoetra, 1988:75)
Budidaya tanaman padi dilahan pasang surut dapat dilakukan dua kali setahun yaitu pada masa tanam bulan Oktober – Maret dan masa tanam bulan April – September. Teknik budidaya tanaman padi dilahan pasang surut secara umum tidak jauh berbeda dengan usaha dengan usahatani padi di lahan tadah hujan. (Mulyani dan Kartasapoetra, 1988:76)
Benih yang digunakan adalah benih yang bersertifikat, yaitu benih pada proses produksinya diterapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan sertifikat benih. Benih ini merupakan benih unggul yang tahan hama dan penyakit, oleh karena itu demi tercapainya usaha peningkatan hasil dan pendepatan maka hendaknya memperhatikan pemakaian benih unggul tersebut. (Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 1998:2)
Pengertian benih adalah segala bahan tanaman atau bagian tanaman untuk dikembangbiakan baik berupa biji maupun bibit (Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 1993:55).
Adapun berdasarkan pada pengolongannya benih ada lima golongan :
1.    Benih Bina
Benih bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas yang produksi dan peredarannya diawasi.
2.    Benih Penjenis
Benih penjenis adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan penyelengara pemuliaan tanaman.
3.    Benih Dasar (Foundation seed)
Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih dasar.
4.    Benih Pokok (Stock seed)
Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar yang memenuhi standar mutu kelas benih pokok.
5.    Benih Sebar (Extension Seed)
Benih sebar adalah keturunan dari benih pokok yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Morfologi Tanaman Padi
1.      Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
a.    Radikula
Radikula adalah akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b.    Akar Rerabut (akaradventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c.    Akar Rambut
Akar rambut merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d.   Akar tajuk (crown roots)
Akar tajuk (crown roots) adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.

2.      Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.
Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.
3.      Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a.    Helaian daun
Helai daun terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b.    Pelepah daun (upih)
Pelepah daun (upih) merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c.    Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.


4.      Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu.
Komponen-koponen (bagian) bunga padi adalah sebagai berikut :
a.    Kepala sari
b.    Tangkai sari
c.    Palea (belahan yang besar)
d.   Lemma (belahan yang kecil)
e.    Kepala putik
f.     Tangkai Bunga
5.      Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.

Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.   Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru tumbuh.
B.     Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata – rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 – 2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
C.    Persemaian
Sebelum disebar dilahan persemaian benih tersebut direndam dahulu selama + 12 jam. Pada waktu perendaman, semua benih harus terendam sempurna. Perendaman ini dimaksudkan agar gabah dapat mengisap air yang cukup guna proses perkecambahan. Setelah direndam, benih diperam selama + 48 jam untuk memberikan kesempatan gabah berkecambah dan setelah benih siap disebar dipersemaian (bedengan) yang berukuran 40m dan lebar 1,5m untuk 25kg benih. Setelah kegiatan tersebut dilakukan seleksi pada waktu pencabutan bibit.
D.    Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan agar akar tanaman lebih mudah menembus tanah untuk memperoleh makanan yang tersedia. Pengolahan tanah juga dapat memperbaiki aerasi/pertukaran udara didalam tanah dan membantu menekan pertumbuhan gulma.
E.     Penanaman
Bibit tanaman yang berumur 3 sampai 4 minggu dengan ketinggian tanaman mencapai 25cm dapat dipindahkan ke persawahan yang tanahnya telah diolah sedemikian rupa (dibajak, digaru, dilumpurkan, digenangi air dan diberi pupuk secukupnya). Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 x 20cm, 20 x 25cm, atau 25 x 25cm tergantung dari kesuburan tanah dan varietas yang ditanam. Penanaman bibit sebaiknya 2-4 tanaman per rumpun sedalam + 2-3 cm. Untuk perbanyakan bibit BD dari benih BS, penanaman bibit adalah 1 bibit/lubang tanam. Adapun untuk perbanyakan benih BP dari benih BD maupun benih BR dari benih BP, dalam satu lubang dapat ditanami 3 bibit.
F.     Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menyuburkan tanah dan memperbaiki struktur tanah supaya produksinya meningkat dan baik. Pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Dosis yang dianjurkan adalah 300kg Urea per ha, 200kg TSP per ha, dan 100 kg KCl per ha atau disesuai kan dengan rekomendasi setempat. Pemberiannya dilakukan dengan disebar merata. Pemberian pupuk dasar pada tanaman padi satu hari sebelum/ saat tanam terdiri dari 1/3 dosis Urea dan seluruhnya pupuk Posfat, pupuk susulan pertama diberikan pada umur 21 hari atau fase anakan aktif diberikan 1/3 dosis Urea dan seluruhnya pupuk KCl. Pemupukan pada susulan pertama dilakukan dengan cara disebar didalam larikan. Setelah pemupukan susulan kedua, yaitu pada fase menjelang primodial yang diberikan sisanya, Urea 1/3 dosis lagi.
G.    Penyiangan
Maksud penyiangan adalah pengendalian gulma, memperbaiki tanah disekitar tanaman agar tetap gembur sehingga aerasi menjadi lebih baik dan memperlancar penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. Penyiangan dilakukan ketika tanaman berumur 21 hari setelah tanam, dan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 45 hari setelah tanam. Jika perlu, dilakukan  pula penyiangan saat tanaman berumur 50-60 hari setelah tanam. Penyiangan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemumukan susulan pertama dan kedua agar lebih mengefisienkan waktu.
H.    Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit hendaknya mengikuti sistem pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) yang meliputi pengelolaan varietas, pengelolaan budidaya,, pengelolaan biologis. Penggunaan vahan kimia (pestisida) hanya diberikan pada kondisi yang tepat, yyakni jika populasi hama melapaui batas ambang kendali.
Hama yang sering menyerang tanaman padi, yaiut :
1.    Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Wlk), penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk), penggerek batang berbasis (Chilo suppressalis Wlk)
2.    Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal)
3.    Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob Klos, R. exulans Peale)
4.    Ulat Gerayak (Spondoptera mauritia Boisd.,S. Littira F.,S. exempta Wlk)
5.    Walang sangit (Leptocorisa spp)

Penyakit yang sering terjadi pada tanaman padi, antara lain:
1.    Kerdil rumput
2.    Tungro
Pengendalian secara budidaya dilakukan dengan pergiliran tanaman dan sanitasi lahan, serta pemusnahan (eradikasi) tananam terserang. Pengendalian secara kimiawi dengan pemberian pestisida sejak dari fase persemaian.
I.       Roguing
Roguing dilakukan minimal 3 kali, yaitu pada fase vegetatif (umur 30 hari setelah tanam), fase berbunga (umur 50 hari setelah tanam), dan pada menjelang panen (umur 100 hari setelah tanam) atau + 80% malai telah menguning.
J.      Pemanenan
Waktu panen ditentukan jika umur berbunga telah sampai optimal. Tanda-tanda panen tanaman padi adalah apabila gabah sudah menguning, apabila dipijat sudah keras, bila dibuka beras berwarna bening, kadar air biji 17-23% dengan kemasakannya mencapai 90%. Panen dilakukan dengan menggunakan sabit/ani-ani.
K.    Pasca Panen
1.    Perontokan
Perontokan dilakukan dengan cara dihempas, diinjak atau menggunakan alat lain seperti thresher. Setelah dilakukan perontokan gabah dikumpulkan dengan alat mengumpul untuk mencegah pencemaran kotoran.
2.    Pengeringan
Sebelum disimpan gabah dikeringkan hingga kadar air mencapai 14% atau jika digigit akan patah dan mengeluarkan bunyi. Hal ini dilakukan agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan dan mutu beras tetap baik. Penjemuran gabah yang baik dilakukan diatas lantai semen dengan 5-6 cm dan balik berulang kali selam satu sampai dua jam. Bila musim hujan sebaiknya gabah dijemur dalam ruangan dengan ketebalan 2-3 cm dibalik satu sampai dua jam.



3.    Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan tujuan untuk menekan kehilangan hasil sekaligus mempertahankan mutu selama pengimpanan. Alat untuk mengemas digunakan karung goni atau karung plastik yang bersih dan kuat.
4.    Penyimpanan
Tempat penyimpanan harus baik dan hindari dinding penyimpanan terkena sinar matahari yang lama, sehingga dinding cukup dingin dan cukup pertukaran udara.


BAB VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                 Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata – rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 – 2000 mm. Dapat tumbuh di pH yang bersifat asam contohnya adalah daerah rawa seperti daerah kita.
B.     Saran
                 Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat disarankan tanaman padi sebaiknya di budidayakan dengan ketinggi tempat berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup.


DAFTAR PUSTAKA

Balai Informasi Pertanian, 1985. Bercocok Tanam Padi Sawah Pasang Surut. Departemen Pertanian Tanaman Pangan. Banjarbaru.
Mul Mulyani sutedjo dan Kartasapoetra, 1988. Budidaya Tanaman Padi di Lahan Pasang Surut. Bina Aksara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 1998. Juknis Penyelenggara Usaha Penangkaran Benih Padi. Departemen Pertanian. Jakarta
Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002. Memproduksi Benih Bersetifikat.
Penebar Swadaya. Jakarta
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 1993. Petunjuk Teknis. Penyebaran Teknologi dan Pengembangan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Bina Penyuluhan Tanaman Pangan. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar